Rabu, 02 Januari 2008

Introspeksi

''Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (QS Alhasyr [59]: 18).
Ayat di atas mengajarkan kepada kita betapa pentingnya introspeksi. Introspeksi bermakna peninjauan atau koreksi terhadap [perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya] diri sendiri. Introspeksi juga berarti mawas diri. Introspeksi harus dilakukan setiap saat, tanpa perlu menunggu waktu tertentu. Namun, budaya kita terkadang mengerucutkan kegiatan introspeksi dalam waktu monumental yang dipandang strategis, seperti tahun baru.
Sejatinya, pergantian tahun adalah media introspeksi terhadap semua perbuatan yang telah kita lakukan selama setahun silam. Sebagai manusia yang ditakdirkan tak bisa luput dari salah dan lupa, bukan tidak mungkin hari-hari yang telah berlalu penuh dengan kesalahan dan kealpaan.
Perenungan adalah langkah bijak di pengujung tahun. Merenungi apa saja penopang keberhasilan agar bisa dikembangkan, merenungi penyebab kegagalan untuk dicarikan solusinya adalah keharusan yang tidak bisa ditawar. Dengan introspeksi kita lebih berhati-hati memulai lembaran baru di tahun depan dengan hal-hal yang jelas-jelas mendatangkan manfaat, bukan madharat.
Sebab pada hakikatnya kelak di kemudian hari (Hari Kebangkitan) kita masing-masinglah yang bertanggung jawab sepenuhnya di hadapan Allah SWT atas segala perbuatan yang telah dilakukan di dunia. Ayat 14 surat Al-Isra juga menegaskan hal ini, ''Bacalah lembaran kitabmu, cukuplah engkau sendiri yang melakukan perhitungan atas dirimu.''
Buah introspeksi adalah tumbuhnya sikap dan pandangan positif (husnu al-zhan) terhadap orang lain agar bisa menilainya dengan objektif, jauh dari bayang-bayang subjektif. Dibutuhkan kearifan rasional dalam menilai segala sesuatu. Akal sehat, pikiran jernih dan hati nurani yang jujur harus dikedepankan sebagai dasar pijakannya.
Sungguh mulia bagi orang yang pandai mengevaluasi dan mengintrospeksi dirinya terlebih dahulu sebelum menilai dan mengoreksi orang lain seperti halnya diserukan hadis Nabi, ''Lakukan penilaian atas dirimu sendiri sebelum engkau dinilai orang lain.'' (HR Bukhori). Wallahu a'lam bish-shawab.

Tidak ada komentar: