Sabtu, 29 Desember 2007

Badai Pasti Berlalu



Kemarin masih aku rasakan kepedihan yang sangat menusuk. Karena sejak matahari terbenam, kurasakan petir menyambar dari segala penjuru dan kulihat langit gelap gulita seperti hatiku yang sedang dilanda kepedihan, karena harapanku atas orang yang aku cinta hampir saja musnah.

Hari ini ku ucapkan sepatah kata yang sebelumnya tak mampu ku ucapkan karena malu, Aku mencintaimu. Cinta telah memenuhi ruang hatiku, hingga tak ada lagi peluang sedikitpun untuk yang lain. Aku berjanji dalam hati nuraniku, aku akan selalu menunggu, selama kesempatan itu masih ada untukku, karena rasa cintaku telah berubah menjadi nyawa dalam aliran darah di tubuhku, dan tidak mungkin nyawa akan berpindah dari tubuh, kecuali karena kematian. Aku tidak akan mengkhianati hati nuraniku dan tidak akan berdusta pada diriku sendiri.

Carilah kebahagiaan duhai pujaan hatiku, dimana saja dan dengan cara apapun yang tidak melanggar syari'at, hingga engkau mendapatkannya. Setelah itu kembalilah engkau padaku dan aku akan menjadi pendamping hidupmu sepanjang hidupku. Sampai saatnya nanti engkau akan menjumpai keadaanku sama seperti sekarang ini, bersih, suci, setia dan ikhlas.

Ketahuilah wahai sang mutiara yang telah membuat aku terpesona pada dirimu, Aku akan senantiasa bersabar karena tidak bersama denganmu, menunggu takdir Tuhan mempertemukan kita. Kesabaran itu akan menjadi obat bagi penderitaanku. Setiap kali kerinduan menyentuh jiwaku, aku akan menghibur diri dengan mengatakan bahwa engkau pasti akan kembali padaku dengan membawa perasaan cinta yang putih, bersih, suci dan tulus yang hanya akan diberikan kepadaku.

Semoga Allah mentakdirkan kebaikan bagi kita berdua, dengan kerinduan mendalam yang akan selalu aku simpan, semoga kelak kita dipertemukan. Bila kita ditakdirkan berjumpa, akan aku gandeng tanganmu, berjalan, bertelanjang kaki memuja kesunyian sambil memanjatkan do'a-do'a dan pujian kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar: