Kamis, 08 Oktober 2009

Arab Saudi, Riwayatmu kini

Masjid Nabawi di Madinah, peristirahatan tercinta Nabi Muhammad SAW, tempat paling dikenal Muslim seluruh dunia. Madinah, yg dulu bernama Yatsrib, adalah kota suci kedua umat Islam. Madindah juga yg berarti "kota", adalah tempat kelahiran peradaban Islam.

Fakta menyatakan bahwa Madinah melahirkan peradaban yg sangat dinamis dan amat memperhatikan intelektualitas. Kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yg terpusat disekitar Masjid Nabawi, masjid yg aslinya dibangun dari batu bata kering, lantainya terbuat dari tanah, sedangkan langit-langitnya tersusun dari pelepah pohon palem dilapisi lumpur. Atapnya sendiri disangga oleh batang pohon palem.

Masjid ini sudah dibangun beberapa kali dalam berabad-abad.
Diperluas dan diperindah oleh para khalifah dan raja-raja Islam. Terutama Kesultanan Utsmaniyah, yg memberi perhatian besar kepada Masjid Nabawi dan kota Madinah. Arsitektur Utsmaniyah merefleksikan keindahan dan kemegahan tempat suci ini. Gerbang penghormatan merupakan salah satu pintu utama masuk Masjid Nabawi. Gerbang ini dihiasi keramik indah, hadiah dari Sultan Sulaiman (dijuluki Sang Cemerlang) di permulaan abad keenambelas.

Sejak dibentuknya Kerajaan Arab Saudi, kota ini telah mengalami beberapa kali perombakan. Pada masa Raja Abdul Aziz, masih ada nuansa Utsmani disana. Di gerbang masuk kota masih berdiri benteng, sebagai pengingat akan dinding yg dulunya melindungi kota itu. Dijalannya berbaris rumah petak Arab yg ornamennya berbentuk pola-pola unik ukiran kayu. Masjid Nabawi berwarna merah melati dilengkapi menara-menara bergaya Utsmani dan gerbang-gerbang agung berhiaskan tulisan-tulisan indah berbentuk kaligrafi Turki.

Sekitar 1948 dan 1955, selama pemerintahan dua penerus Raja Saudi, masjid diperluas hingga sepertiganya dari sekarang dimana seluruhnya dibangun menggunakan batu abu-abu bergaya neo-Mamluk. Dua gaya arsitektur bertubrukan pada masa transisi ini, namun sebagian besar kota lama tidak tersentuh perombakan. Hanya beberapa bangunan hotel modern yg membayangi rumah-rumah lama. Sedangkan tempat parkir mobil dibangun disana-sini hingga mengganggu pemandangan.

Pada juni 1973, terjadi transformasi kedua, sebuah buldozer menghancurkan bangunan kuno, seluruh kota diratakan dengan tanah, tak ada yg menyesalkan kejadian ini. Karna tak banyak orang yg tau apa yg sedang terjadi di Madinah. Seribu empat ratus tahun kisah sejarah dan tradisi telah lenyap menjadi awan debu. "Hilang", berganti menjadi kota modern dengan jalan lebar berjalur banyak. Juga bangunan hotel yg tinggi megah dan masjid yg terpencil di bagian kuno peninggalan masa Turki Utsmaniyah.

Madinah merupakan kota kedua tujuan fisik dan metafisika dari setiap pengembaraan Muslim di dunia. Mungkin Arab Saudi adalah satu-satunya negara yg menerapkan hukum Islam di sepanjang sejarahnya, sebenarnya Arab Saudi merupakan tempat yg bisa menjawab tuntutan modernitas melalui cara baru nan berbeda. Ini sumua bagai hikmah luar biasa besar dari kekayaan berlimpah minyak bumi. Ini adalah doktrin OPEC yg sungguh percaya diri. Sampai-sampai mentri perminyakan Saudi pernah menghentak Barat dengan argumennya yg meledak-ledak bahwa para konsumen di negara-negara maju harus membayar adil atas setiap sumber daya alam yg digali dari bumi negara-negara berkembang.

Harga minyak yg meninggi membangunkan kesadaran ekologi, sebuah indikasi teraspistik tentang batas-batas pertumbuhan. Di seantero dunia ketiga ada harapan bahwa ketidakseimbangan kekuatan antara produsen dan konsumen teratasi. Ini menyuburkan debat, pemikiran, dan pencarian-pencarian baru tentang alternatif bahan bakar baik di barat maupun dunia ketiga.

Bagaimana akibat dan peluang yg ada bisa berhasil menyelesaikannya? Secara khusus, bagaimana hal itu bisa mempengaruhi idealisme kebangkitan Islam di tanah kelahirannya di Arab saudi? Jika tujuannya adalah melindungi sumber alam yg memberikan kekayaan nasional yg kemudian digunakan untuk pembangunan sejati, menghadirkan rasa percaya diri dan kebanggaan akan warisan leluhur, kenyataannya nilai sejarah untuk mengenal warisan tersebut telah hancur menjadi debu dan hilang diterpa angin.

Inilah metafora definisi yg keliru tentang kemajuan material. Jika memang masih ada optimisme dan jalan baru untuk memajukan Islam, mak Arab Saudi mesti merupakan tempat terbaik untuk mengamati dan berperanserta dalam membangun rute baru menuju sorga.

Kini makah juga tak luput dari penghancuran situs sejarahnya sebagaimana Madinah, makah kota tanpa cacat yg menerangi titik dimana seluruh Muslim berpaling kepadanya, Makah adalah tempat kelahiran Rasulullah SAW, tempat Ka'bah yg suci, yg adalah fokus utama dunia Islam, bangunan kubus besar yg ditutupi kain hitam dihiasi kaligrafi bersulam emas. Tak ada bentuk yg lebih akrab, tak ada tempat yg lebih dikenal, tak ada arah yg lebih dicari setiap Muslim di setiap tempat dan setiap waktu selain Ka'bah.
Ka'bah adalah simbol terkenal sebelum lahirnya Islam. Ka'bah merupakan rumah pemujaan terhadap Tuhan, yg diyakini dibangun dan didesikasikan sebagai tempat beribadah oleh Nabi Ibrahim AS. Peristiwa dalam kehidupan agama Yahudi, Kristen dan Islam yg didefinisikan sebagai ritus tradisional, berada di makkah ini. Titik pusat nan pasti ini memberi Muslim arah yg jelas manakala menjalankan shalat lima kali dalam sehari, arah keimanan. Dari tiap tempat di muka bumi ini, Muslim mencari arah menuju tempat sentral yg merupakan awal penyerahan diri terhadap Tuhan. Juga merupakan sebuah petunjuk yg bernilai bagi setiap Muslim saat mengembara di kehidupan duniawi ini untuk menuju kepadaNya.

Muslim harus selalu berpaling menghadapnya, setiap hari, dalam perjalanan hidupnya. Makkah adalah tujuan utama, tujuan spiritual dalam menghadapi cobaan dan guncangan dalam hidup. Merupakan kepastian dan tujuan tak terbatas perjalanan spiritual setiap Muslim sekali seumur hidup, jika mampu, mereka melakukan ibadah haji. Berputar mengelilingi Ka'bah tujuh kali, bersatu dalam kegairahan, merendah dalam pengalaman luar biasa.

Dari seluruh manifestasi praktik Islam, hajilah yg paling mengikat imajinasi. Muslim menabung selama hidupnya untuk melakukan perjalanan besar ke Tanah Suci. Dalam sejarah, bahkan masih berlangsung hingga saat ini, manusia menghabiskan seluruh modalnya, sumber mata pencahariannya, hartanya, meninggalkan urusannya, seakan mau menghadapi kematiannya sendiri. Tidak hanya mencari dana untuk perjalanannya, tapi juga membawa sebuah bagian dari hidupnya demi puncak tertinggi pencapaian iman. Mereka menghitung dan mencairkan kekayaan yg mereka miliki untuk berinvestasi di bidang spiritual.

Makkah, diciptakan oleh Tuhan sebagai hadiah bagi umat manusia, tempat yg mengukuhkan kesatuan yg membentuk kekuatan tunggal, tempat suci yg seharusnya merefleksikan sifat monolitis Kebenaran. Segala sesuatu harus berada pada derajat sama. Tak ada tempat di makkah untuk sejarah, tradisi, atau kebudayaan. Kendati manusia itu beragam macam, seperti disebutkan Al-Qur'an. Kini wajah makah telah berubah, seiring penghancuran perpustakaan bergaya Utsmaniyah tua, rumah tradisional, masjid-masjid kuno, dan garis bentuk penuh daya tarik tempat suci ini -bukit, lembah, dan gunung-gunung saksi sejarah masa keemasan Islam, tempat Rasulullah SAW berjuang bersama para sahabatnya- hancur menjadi debu. Semua menjadi datar dan monolitis.

Adalah kelompok Bin Laden, keluarga kaya raya dari Hadramaut di Yaman Selatan, keluarga Bin Laden telah membangun hubungan dengan keluarga kerajaan Saudi. Bisnis keluarga didirikan oleh Mohammad bin Laden tahun 1930-an.

Usaha ini bergerak ke pembangunan istana dan bangunan mewah Kerajaan Saudi. Kerajaan sangat puas sehingga memberikan kontrak tunggal untuk merenovasi tak hanya Masjid Suci Makkah, tapi juga semua bangunan keagamaan di seluruh saudi. Keluarga Bin Laden diwaspadai bukan saja karna sama-sama fanatik baik dalam hal pekerjaan namun juga dalam tampilan luar. Seringnya kritikan pada mereka terhadap penghancuran maka semakin hebat mereka menggusur gedung-gedung tua itu.

Makkah, tempat yg suci, luar biasa kontras manakala kebendaan dan keantibendaan bertubrukan, Masjidil Haram yg suci kontras dengan stasiun bawah tanah yg lengkap dengan eskalatornya. Istana kerajaan yg megah yg membayangi kota Makkah. Hotel yg menjulang tinggi mengelilingi Masjidil Haram, merupakan suatu penghinaan terhadap tradisi dan budaya. Ini adalah pemiskinan ideologi dari kekayaan spiritual dan filosofinya. Seperti lembutnya kisi-kisi jendela, mashrabiah yg kuna dan indah, bersama dengan semua yg berbau kuno, kin semuanya telah berganti. Semua yg berbicara tentang kreativitas dan potensi tradisional telah lenyap.

Kerumitan yg indah lenyap dari lingkungan mental berubah derajat menjadi kebendaan. Kini beton dan lapisan aspal datang membawa tekanan yg tak tertahankan, panas yg berkekuatan lebih besar. Udara panas begitu terik, naik memutar dengan disengaja. Tanpa iba, mendidihkan otak tiap orang. Ditutupi busana masa kini, udara panas membuat Muslim sekarang hanya pantas untuk Islam yg secara patologis citranya telah tereduksi yg memendar lanskap gersang buatan manusia beserta garis nan kaku dan kecenderungan melihat hitam di atas putih.

Apa yg terjadi di Makkah yg jelas membuatku bertanya-tanya dalam hati, kenapa bisa seperti itu??!

Tidak ada komentar: