
Bocah zaman itu tidak kenal lelah
keceriaan dan dunia permainan tidak
memangkas
Hari-harinya dalam bekerja
sejak bapak dan ibu mereka harus mengais
rizki di sawah, bercumbu dengan terpaan
panas sang surya
demi kelangsungan hidup mereka
mereka tetap tertawa dalam canda
dan guraunya anak-anak petani
keceriaan memang hanya miliknya anak-anak,
apalagi bentangan alam Tuhan yang maha luas
ini, memberikan pendidikan bagi mereka
bagaimana cara hidup yang benar
bebas dari arogansi kota dan budaya kaum kaya.
Sajak-sajak alam yang dikaryakan oleh Allah
mengajari mereka nyanyian kedamaian
sehingga makna damai hanya ada di desa
tempat mereka membantu kedua orang tua
untuk menyisihkan sedikit rizki dari bertani
dalam memenuhi kebutuhan pendidikan.
Anak-anak memang memiliki dunia tanpa batas
yang menentukan corak, "Dunia macam apa
yang akan kita wariskan buat anak-anak kita.
Tapi sayang, kini kita lupa dengan pertanggungjawaban
kepada sang anak
seharusnya kita ulurkan perjuangan dalam membentuk
"Anak macam apa yang akan kita wariskan buat dunia
kelak".
Sehingga keceriaan sang anak tidak lagi dipandang sebelah mata
untuk membentuk dunia
meski anak-anak ini tahu sumber rizki asalnya dari desa
yang mengalir ke kota
mereka tetap yakin
Desa lah yang membentuk peradaban mendatang
Maka teruslah bertaqwa
Sebab bangsa ini tidak akan maju oleh air mata
tapi oleh keceriaan anak bangsa.
keceriaan dan dunia permainan tidak
memangkas
Hari-harinya dalam bekerja
sejak bapak dan ibu mereka harus mengais
rizki di sawah, bercumbu dengan terpaan
panas sang surya
demi kelangsungan hidup mereka
mereka tetap tertawa dalam canda
dan guraunya anak-anak petani
keceriaan memang hanya miliknya anak-anak,
apalagi bentangan alam Tuhan yang maha luas
ini, memberikan pendidikan bagi mereka
bagaimana cara hidup yang benar
bebas dari arogansi kota dan budaya kaum kaya.
Sajak-sajak alam yang dikaryakan oleh Allah
mengajari mereka nyanyian kedamaian
sehingga makna damai hanya ada di desa
tempat mereka membantu kedua orang tua
untuk menyisihkan sedikit rizki dari bertani
dalam memenuhi kebutuhan pendidikan.
Anak-anak memang memiliki dunia tanpa batas
yang menentukan corak, "Dunia macam apa
yang akan kita wariskan buat anak-anak kita.
Tapi sayang, kini kita lupa dengan pertanggungjawaban
kepada sang anak
seharusnya kita ulurkan perjuangan dalam membentuk
"Anak macam apa yang akan kita wariskan buat dunia
kelak".
Sehingga keceriaan sang anak tidak lagi dipandang sebelah mata
untuk membentuk dunia
meski anak-anak ini tahu sumber rizki asalnya dari desa
yang mengalir ke kota
mereka tetap yakin
Desa lah yang membentuk peradaban mendatang
Maka teruslah bertaqwa
Sebab bangsa ini tidak akan maju oleh air mata
tapi oleh keceriaan anak bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar