
Bangunlah gubuk itu menjadi istana, dan rancanglah
kediamanmu di rumahmu yang terbuat dari tanah liat,
Bukan di istanamu yang dari gading.
Manakala engkau tersenyum sedangkan hatimu penuh dengan duka nestapa, maka sesungguhnya engkau sedang meringankan beban dan membuka satu pintu untuk kebahagiaan. Jangan pernah ragu-ragu untuk tersenyum, karena di dalam dirimu ada kekuatan besar yang meluap dengan tersenyum. Jangan menekan kekuatan itu, karena dengan menekannya berarti engkau memaksa jiwamu masuk kedalam botol penderitaan. Tersenyum tidak akan membahayakanmu. Bicaralah dengan orang di sekitarmu dengan bahasa kalbu. Alangkah indahnya bibir kita ketika berbicara dengan bahasa senyuman.
Seseorang mengatakan bahwa "senyum itu merupakan keharusan dalam bermasyarakat". Karena ketika engkau bergaul dengan orang lain, maka engkau dituntut untuk berkomunikasi dengan baik, dan menyadari bahwa hidup bermasyarakat itu menuntut ketrampilan-ketrampilan manusiawi, dan itu harus engkau kuasai. Salah satunya adalah ketrampilan tersenyum.
Ketika engkau tersenyum di hadapan orang lain, maka engkau sedang memberikan kepada mereka kehidupan yang indah, penuh optimisme dan kabar gembira yang mereka harapkan. Sebaliknya, jika engkau bertemu dengan seseorang dengan wajah angker, maka engkau telah menyiksa mereka dan menodai kehidupan mereka. Relakah engkau menjadi biang kesedihan orang lain?? (***) Ainul Yaqien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar